Wednesday, January 30, 2008

BIRANUL ANAS is cult Hero!



kelewatan! kelewatan! kelewatan!!
entah apa saya kurang peduli & merhatiin atau emang ketinggalan kereta...
tp yg pasti td malam saya dibikin terhenyak setelah membaca salah satu bab di buku terbitan Republika & KMPI bertajuk Musisiku (really worth to check!) yg membuat saya tersadar bahwa selama ini dekan saya waktu kuliah adalah seorg rocker!
rocker bukan sembarang rocker, dia salah satu personil asli the GEMBELL'S!!!
what?!!! man... the Gembell's is such a cult hero from Indonesian psych/rock scene in the 70s. they were Surabaya based, the city that brought us Dara Puspita too.
Binarul Anas Zaman (now with "Dr." in front of his name) was their keyboard/organ/sax/flute player. Now he is the dean of the Faculty of Art & Design at ITB, my former college. Walaupun menurut kebanyakan teman2 saya (termasuk saya) dia kurang asik pas menjadi dekan, setidaknya ada yg masih bisa dibanggakan dr masa lalu.. :p

ini saya foto salah satu LP-nya (Si Munafik album kelimanya), not sure yg mana dia di fotonya, tp tebakan saya sih yg paling kiri yg rambutnya paling panjang & kelimis, cuma itu yg paling mirip... click the pic for larger image

dijiplak langsung dari my best friend

Tuesday, January 22, 2008

Steve Jobs : Seniman Kontemporer #2

STAY HUNGRY – STAY FOOLISH ( STEVE JOBS–CEO PIXAR AND APPLE )

Diperuntukkan bagi teman-teman yang masih belum yakin dalam memilih jalan hidupnya. Sebuah pidato memikat dari Steve Jobs (pendiri Apple dan Pixar) dalam acara Wisuda Uiversitas Stanford angkatan 2005.

Hope reminds us about the important to follow our heart , ‘You’ve got to find what you love,’ Jobs says

Saya merasa terhormat bersama kalian hari ini dalam acara wisuda salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah diwisuda. Sejujurnya saya katakan, saat ini merupakan saat-saat terdekat saya pada sebuah acara wisuda. Hari ini saya ingin menceritakan kepada kalian 3 cerita pendek hidup saya. Hanya itu. Biasa-biasa saja. Hanya 3 cerita.

Cerita pertama tentang Penghubungan momen-momen.

Saya drop out dari Reed College setelah enam bulan pertama, tetapi saya tetap berada di lingkugan kampus selama kurang lebih 18 bulan sebelum saya benar-benar memutuskan untuk berhenti. Mengapa saya dropout?

Ini dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah seorang mahasiswi muda sebuah perguruan tinggi yang hamil di luar nikah dan dia memutuskan saya untuk diadopsi. Dia mempunyai keinginan yang kuat bahwa saya harus diadopsi oleh pasangan lulusan sebuah universitas, jadi segala sesuatunya sudah disiapkan dari awal bahwa saya akan diadopsi sejak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Selain itu, ketika saya dilahirkan mereka memutuskan bahwa mereka sangat menginginkan seorang bayi perempuan di menit-menit terakhir. Sehingga orangtua angkat saya, yang menunggu giliran, mendapat telepon di tengah malam: “Kami mempunyai seorang bayi lelaki yang tidak diharapkan, apakah kamu menginginkannya?” Mereka menjawab: “tentu!”. Ibu kandung saya kemudian mengetahui bahwa ibu saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah saya tidak lulus SMA. Dia kemudian menolak untuk menandatangani perjanjian adopsi. Meskipun, akhirnya hatinya luluh ketika orangtua saya berjanji bahwa saya akan kuliah suatu hari nanti.

17 tahun kemudian, saya memang benar-benar kuliah. Waktu itu saya yang masih naif, memilih perguruan tinggi yang biaya pendidikannya hampir sama dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan yang dimiliki oleh orang tua saya habis untuk membiayai kuliah saya. Setelah enam bulan, saya tidak melihat bahwa hal ini sebegitu bernilainya. Sama sekali saya tidak tau apa yang sebenarnya ingin saya lakukan dalam hidup dan tidak tahu apakah kuliah akan menolong saya untuk menjawab itu semua. Di lain pihak, saya menghabiskan seluruh uang yang orang tua saya tabung sepanjang hidup mereka. Sehingga saya memutuskan untuk keluar dan mencoba untuk menguatkan diri bahwa apa yang saya lakukan tidak salah. Cukup menakutkan waktu itu, tetapi jika saya mengenang kembali, itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saat saya memutuskan untuk keluar, saya dapat berhenti mengambil kelas-kelas yang tidak menarik perhatian saya,dan hanya menghadiri kelas yang benar-benar menarik.

Akan tetapi, tidak lah semuanya romantis. Saya tidak tinggal di asrama, sehingga harus tidur di lantai teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Cola untuk ditukar dengan 5 sen yang akan saya gunakan untuk membeli makanan, dan saya akan berjalan sejauh 7 mil (+/- 10km) menuju kota lain setiap minggu malam untuk memperoleh makanan yang baik di candi Hare Krishna. Saya sangat menyukainya. Kejadian-kejadian di mana saya menemui sandungan untuk mengikuti apa kata hati saya menjadi sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang nantinya. Saya berikan satu contoh: Saat itu, Reed College menawarkan kuliah kaligrafi yang mungkin merupakan yang terbaik di negara ini. Di sepanjang kampus tiap poster dan label yang dibuat sangatlah indah. Oleh karena saya drop out dan tidak mengikuti kelas normal, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk belajar bagaimana membuat itu semua. Saya belajar tentang tipe-tipe serif dan san serif, variasi jumlah spasi yang diperlukan di antara kombinasi-kombinasi huruf yang berbeda, dan juga tentang apa yang membuat tipografi sangat megah. Itu semua sangatlah indah, bersejarah, dan artistik di mana science tidak dapat menangkap itu semua, dan saya kira itu semua sangatlah menakjubkan.

Tidak satu pun dari ini semua memiliki setidaknya harapan untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi hidup saya. Akan tetapi sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh pertama, semuanya seperti datang kembali kepada saya. Dan saya mendesain semuanya ke dalam Mac. Komputer itu merupakan komputer pertama yang didesain dengan tipografi yang indah. Jika saya tidak pernah mengambil kuliah itu sewaktu di kampus, Mac tidak akan mungkin mempunyai beragam tipe huruf atau spasi huruf-huruf yang proporsional. Dan semenjak Windows mengkopi Mac, sepertinya tidak ada PC yang memiliki hak milik itu semua. Jika saya tidak pernah drop out, saya tidakakan pernah mengikuti kuliah kaligrafi dan PC mungkin tidak akan pernah memiliki tipografi yang indah. Tentu saja sangatlah mustahil untuk menghubungkan semua momen-momen di masa depan ketika saya masih di kampus. Tetapi sangat, sangat jelas ketika saya menghubungkannya sepuluh tahun kemudian.

Lagi-lagi anda tidak akan pernah dapat menghubungkan momen-momen itu ke depan, anda hanya dapat menghubungkan itu semua dengan melihat ke belakang. Anda harus percaya kepada sesuatu - keberanian anda, takdir, hidup-mati,karma, apapun itu. Pendekatan ini tidak pernah membuat saya menyerah, akan tetapi membuat seluruh perubahan dalam hidup saya.

Cerita kedua tentang cinta dan kehilangan.

Saya beruntung bahwa saya mengetahui apa yang ingin saya lakukan sejak awal. Woz dan saya memulai Apple di garasi rumah saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami berdua bekerja keras dan dalam sepuluh tahun Apple berkembang dari hanya dua orang dalam sebuah garasi menjadiperusahaan bernilai $2 milyar dengan lebih dari 4000 pekerja. Kami baru merilis ciptaan terbaik kami - Macintosh - setahun sebelumnya, di mana saat itu saya baru berusia 30 tahun. Akan tetapi kemudian saya dipecat. Bagaimana mungkin anda dipecat oleh perusahaan yang dibangun oleh anda sendiri? Well, dengan berkembangnya Apple kamu mempekerjakan orang-orang yang saya pikir sangat berbakat untuk menjalankan perusahaan dengan saya, dan untuk tahun-tahun pertama semuanya berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi visi kami tentang masa depan menjadi berbeda dan kadang-kadang ini semua menjatuhkan kami. Sehingga akhirnya Dewan Direktur memutuskan berpihak kepadanya. Sehingga saat berusia 30 saya dipecat dan berita ini terpublikasi ke khalayak ramai. Apa yang menjadi fokus hidup saya hilang, dan itu semua sangatlah menghancurkan saya.

Saya benar-benar tidak mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk beberapa bulan. Saya merasa bahwa saya telah membiarkan generasi pengusahasebelumnya runtuh. Saya bertemu dan meminta maaf kepada David Packard dan Bob Noyce. Kesalahan saya sudah diketahui oleh publik, sehingga melarikan diri dari valley pun tidak ada artinya. Kemudian, saya pun tersadar akan sesuatu: saya masih cinta apa yang saya lakukan. Peralihan yang terjadi di Apple tidak mempengaruhi pemikiran tersebut. Saya memang dipecat, tetapi saya masih mencintai bidang ini. Maka saya pun memutuskan untuk memulainya kembali.

Di kemudian hari, saya merasakan bahwa pemecatan saya oleh Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup saya. Beban untuk menjadi sukses digantikan oleh langkah yang ringan sebagai seorang pemula lagi, sedikit keyakinan terhadap segala sesuatu. Hal tersebut membuat saya memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun selanjutnya, saya memulai sebuah perusahaan yang diberi nama NeXT dan Pixar, dan saya pun jatuh cinta kepada seorang wanita yang mempesona yang kemudianmenjadi istri saya. Pixar kemudian memulai untuk menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang menjadi studio animasi film terbaik di dunia. Kemudian terjadi peralihan yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung teknologi Apple saat ini. Dan Laurene dan saya mempunyai sebuah keluarga yang bahagia.

Saya yakin semua tidak akan pernah terjadi jika saya tidak dipecat oleh Apple. Ini merupakan obat mujarab yang sangat pahit, tapi setiap pasien membutuhkannya, saya pikir. Kadang-kadang kehidupan menghancurkan anda dengan amat kejam. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai. Dan adalah benar bahwa pekerjaan kita adalah kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kepuasansejati adalah melakukan apa yang kamu yakini adalah kerja yang hebat. Dan satu-satunya jalan melakukan kerja yang hebat adalah mencintai apa yang kamu lakukan. Jika kita belum menemukannya, carilah! Jangan diam! Karena ini semua berhubungan dengan hati, kita akan mengetahuinya ketika kita menemukannya. Dan seperti sebuah hubungan yang hebat, hal itu akan menjadi lebih baik dan lebih baik dengan bergulirnya waktu. Jadi, tetaplah mencarinya sampai kalian menemukannya. Jangan diam!

Cerita ketiga saya adalah tentang kematian.

Ketika saya berumur 17 tahun, saya membaca sebuah moto: “Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar akhirnya.” Moto tersebut sangatlah mengesankan saya, dan sejak itu, selama hampir 33 tahun, saya bercermin setiap pagi dan bertanya kepada diri saya sendiri: “Jika hari ini adalah hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang seharusnya sayalakukan?” Dan ketika jawabannya “tidak”, saya tau bahwa ada sesuatu yang harus saya rubah.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup saya. Oleh karena hampir segalanya– harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan segera mati adalah jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan pemikiran bahwa anda memiliki sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda.

Sekitar setahun lalu, saya didiagnosa mengidap kanker. Saya dipindai pada jam 7.30 pagi, dan hasilnya menunjukkan dengan jelas ada segumpal tumor pada pankreas saya. Saya bahkan tidak mengetahui apa itu pankreas. Dokter mengatakan bahwa ini merupakan jenis kanker yang hampir tidak dapatdisembuhkan, dan harapan hidup saya tidak lebih dari tiga sampai enam bulan lagi. Dokter saya menyarankan saya untuk beristirahat di rumah dan melakukan hal-hal yang sangat saya inginkan, di mana ini merupakan sebuah kode darinya untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti saya harus mencoba untuk menceritakan kepada anak-anakmu apa yang kamu pikirkan dalam 10 tahun ke depan hanya dalam beberapa bulan. Ini berarti bahwa saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga segalanya menjadi lebih mudah bagi keluarga saya. Ini berarti saya harus mengucapkan perpisahan.

Saya hidup dengan diagnosis tersebut sepanjang hari. Sampai pada suatu senja saya melakukan biopsi, di mana mereka memasukkan sebuah endoskop ke tenggorokan, melewati perut, dan memasukkannya ke usus besar saya. Kemudian dokter akan memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel kanker dari tumornya. Saya sudah ikhlas, akan tetapi istri saya yang mendampingi saya, mengatakan bahwaketika mereka mengamati sel-sel itu dengan mikroskop para dokter terharu mengetahui bahwa kanker tersebut berubah ke dalam bentuk kanker pankreas yang sangat jarang dan itu semua dapat disembuhkan dengan operasi bedah. Saya kemudian dibedah dan akhirnya saya baik-baik saja sekarang.

Waktu-waktu itu merupakan waktu yang paling dekat bagi saya menghadapi kematian, dan saya harapkan dalam beberapa dekade ke depan. Menghadapi itu semua, saya dapat mengatakan kepada kalian dengan sedikit lebih yakin waktu kematian merupakan sebuah konsep intelektual yang berguna dan murni:

Tidak ada seorang pun yang ingin mati. Bahkan orang yang menginginkan masuk surga pun tidak ingin mati untuk mendapatkannya. Namun kematian merupakan sebuan tujuan yang kita semua miliki. Tidak ada seorang pun yang dapat lolos darinya. Dan memang demikian adanya, karena kematian merupakan penemuan terhebat dalam kehidupan. Ia merupakan agen pengubah kehidupan. Ia akan menyingkarkan yang tuauntuk membuka jalan bagi yang lebih muda. Sekarang ini masih baru bagi kalian, tetapi suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan akan tersingkir. Maafkan jika terlalu didramatisasi, tapi ini benar adanya.

Waktu kita sangat terbatas, jadi jangan buang itu percuma untuk hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan suara-suara orang lain yang akan meredam suara hati kita sendiri. Dan yang terpenting, mempunyai keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi anda. Entah bagaimana caranya, mereka telah mengetahui apa yang benar-benar kalian ingin lakukan. Selain itu semua hanyalah pelengkap.

Ketika saya masih muda, terdapat sebuah publikasi yang sangat mengagumkan yang bernama The Whole Earth Catalog, yang mirip seperti sebuah kitab suci dalam generasi saya. Publikasi ini diciptakan oleh seorang mahasiswa bernama Stewart Brand di Menlo Park, tidak jauh dari sini, dan dan diamembawanya ke
dalam kehidupan dengan sentuhan puitisnya. Ini semua terjadi pada akhir tahun 1960-an, sebelum PC dipublikasikan, sehingga itu semua dibuat oleh juru tik, gunting, dan kamera polaroid. Ini semua seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum Google lahir; Itu semua sangatlah idealistis, dan dibanjiri dengan alat-alat dan pemikiran yang hebat.

Stewart dan timnya mempublikasikan beberapa issue dalam The Whole Earth Catalog, dan ketika dimulai kursus tentang itu, mereka mempublikasikan Final Issue. Itu terjadi pada pertengahan 70-an, ketika saya seusia kalian. Pada sampul belakang dari Final Issue mereka terdapat foto sebuah jalan di pedesaan pada waktu pagi hari, yang mungkin akan membuat kita berpikir untuk menjelajahinya jika kita berjiwa petualang. Di bawahnya terdapat kata-kata: “Stay Hungry.Stay Foolish.” Kata-kata tersebut merupakan pesan terakhir mereka sebelum mereka lulus. Stay Hungry. Stay Foolish. Dan saya selalu mengingatkannya kepada diri saya. Dan sekarang, dengan kelulusan kalian semua, saya mengharapakannya kepada kalian semua.

Stay Hungry. Stay Foolish.

Steve Jobs : Seniman Kontemporer



Mengenal Steve Jobs (dari tetangga sebelah)

Oleh: Budi Rahardjo

Apple menjadi perusahaan idaman lagi. Steve Jobs, pendiri dan pemimpin Apple saat ini, menjadi sorotan kembali. Siapa dia? Mengapa dia? Di sebuah milis didiskusikan, "mengapa harus Steve Jobs?" Tulisan ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai siapa Steve Jobs itu. (Tadinya saya ingin membuat buku yang khusus mengenai Steve Jobs. Saya tahu sudah banyak buku mengenai dia, tapi belum ada yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan melihat dia dari sudut pandang yang lain.) Tentu saja tulisan ini menggunakan kacamata saya, sebagai salah seorang pengagum Steve Jobs.

Apa yang lain dari Steve Jobs? Bukankah banyak inovator lainnya? Menurut saya hal yang membuat Steve Jobs lain dari lainnya adalah dia memiliki taste dalam seni yang tinggi dan dia memiliki sifat perfeksionis. Kedua hal tersebut yang menjadi pendorong dari seorang Steve Jobs.

Taste
Perbedaan Steve Jobs dari inovator lainnya adalah di sisi taste of arts. Dalam sebuah wawancara di dokumenter PBS yang berjudul "Triumph ofthe Nerds" dia berkata bahwa dia tidak masalah dengan kesuksesan dari Microsoft. "The problem is, they don't have taste," katanya. Itu dia bedanya. Maka bisa kita lihat perbedaan produk Microsoft dengan Apple.

Dalam wawancara dengan Andy Hertzfeld (salah seorang pengembang awal dari Macintosh) di NerdTV, Andy menceritakan bahwa Steve Jobs merasa kurang enak dengan kata-katanya tersebut. Kemudian Steve menelepon Bill Gates. "Maaf, saya mengatakan itu di TV. Seharusnya saya tidak mengatakan hal itu di TV." Kemudian dia lanjutkan, "but, it's true you have no taste!" Ha ha ha. Kemudian Steve Jobs dan Bill Gates berdebat mengenai hal tersebut. Bill Gates berkata bahwa meskipun dia tidak punya taste, bukan berarti Microsoft tidak punya taste. (Jadi Bill Gates mengaku tidak punya taste?)

Kegilaan Steve Jobs dengan desain yang bagus tercermin dalam produk yang dia hasilkan semenjak jaman komputer Apple ][, kemudian ke Macintosh (meskipun ada cerita rame di belakangnya), ke NeXT computer dengan NeXTstep OSnya, ke iPod, dan ... oh terus tidak ada hentinya. Apple ][ merupakan komputer pertama yang memiliki form factor yang didesain untuk produk konsumer. Sebelum-sebelumnya, komputer hanya dibuat dalam kotak saja. Kemudian kita lihat komputer NeXT yang berbentuk kubus (cube) dengan monitor yang memiliki alas kaki yang tipis. Demikian pula dengan iPod yang mulus. Semua desainnya menunjukkan kesederhanaan (simplicity). (Lihat bagian referensi mengenai perbedaan style presentasi antara Bill Gates dan Steve Jobs.)

Oh ya, saya memiliki komputer Apple ][ asli, pernah menggunakan NeXT computer dalam bekerja (itulah sebabnya saya mengetahui adanya WWW karena Tim Berners-Lee - sang penemu WWW dan HTML - juga menggunakan NeXT computer), saya juga memiliki iBook G4 dengan Mac OS X. Yang belum saya miliki adalah iPod (dan mungkin G5?)

Saya percaya bahwa kesukaan Steve Jobs akan seni ini sudah ada sejak dia lahir, tapi ada jalur kehidupannya yang membuat dia menjadi demikian. Dalam "commencement speech" di Stanford University tahun 2005 ( transkripada di sini, audio file ada di sini ), Steve Jobs menceritakan pengalaman hidupnya. Salah satunya adalah pengalaman dia drop out dari sekolah. Reed College, tempat dia sekolah dulu, merupakan salah satu sekolah yang terbaik dalam bidang kaligrafi di Amerika. Karena tidak ada kerjaan, maka Steve Jobs mengikuti kuliah kaligrafi ini. (Tidak tahu apakah dia mendaftarkan atau hanya sekedar ikutan saja.) Dia belajar mengenai serif dan sans-serif typeface, jarak antara karakter, dan hal-hal yang membuat tipografi indah. Hal ini yang mempengaruhi dia ketika dia membuat komputer Macintosh, komputer pertama yang memiliki tipografi yang indah. Kalau saja dia tidak mengikuti kelas kaligrafi tersebut (dan mungkin kalau saja dia tidak drop out) maka mungkin kita tidak akan punya komputer yang memiliki tampilan yang indah. Poin saya, Steve Jobs memang menyukai keindahan.

Perfeksionis
Ah. Ini aspek Steve Jobs yang membuat dia dicintai dan sekaligus dibenci oleh orang. Steve Jobs tidak memperkenankan Anda untuk berhenti bekerja apabila hasilnya belum sesuai dengan keinginannya. Biar besok mau lebaran atau natalan, kalau belum selesai, maka Anda belum boleh pulang! Jika karya (program) Anda belum sesuai dengan standar yang dia inginkan, maka Anda harus menulis ulang. Tidak peduli bahwa menurut Anda karya Anda tersebut sudah hebat dan Anda sudah menghabiskan tiga bulan untuk membuat program tersebut.

Orang heran mengapa pengguna Apple memiliki kecintaan yang erat kepada produknya. Pernah menghina produk Apple di depan penggemar Apple? Bisa-bisa Anda dilempar dengan bakiak. Bagaimana timbulnya rasa kecintaan ini? Kecuali untuk mobil kelas atas, kita jarang melihat hal ini. Saya belum pernah melihat orang begitu cintanya kepada mesin ketik brother sehingga kemana-mana dia banggakan.

Steve Jobs mengatakan bahwa kalau kita membuat produk dengan passion, maka pengguna produk tersebut dapat merasakan adanya spirit tersebut. Maka dia menuntut hal tersebut dari developernya.
Lain-lain

* Mengenai Steve Jobs di Wikipedia.
* Gates, Jobs, & the Zen aesthetic : perbedaan presentasi di antara mereka.