Monday, March 17, 2008

Menuai Aksi Kebut Proyek Suramadu



Cukup banyak hal yang harus dicermati terkait proyek pembangunan Jembatan Suramadu. Upaya menghubungkan dua daratan antara Pulau Jawa dan Madura oleh pemerintah tersebut tidak tanggung-tanggung. Dalam waktu dekat, mereka di-deadline untuk segera ’mengumpulkan’ tugas yang lama terbengkalai. Suramadu merupakan akses bebas hambatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Surabaya dan sekitarnya, serta masyarakat Madura sendiri.
Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas jembatan penghubung dua pulau tersebut terlalu panjang lebar. Karena semuanya sudah bisa dipantau dengan berkunjung ke official web Suramadu yang cukup menghibur di kala haus informasi.
Namun tulisan saya ini masih ada hubungannya dengan mega proyek Jembatan Suramadu. Jika ingin berkunjung menikmati kedahsyatan proyek Suramadu ini caranya gampang sekali. Cari saja Jl Kedung Cowek, pasti seluruh orang Surabaya tahu. Jalan tersebut salah satu jalan utama yang ramai dilalui kendaraan, selain jalan daerah pantai Kenjeran yang agak sempit untuk dilalui.
Kedung Cowek juga satu-satunya akses yang nantinya langsung tersambung dengan jembatan Suramadu, yang memiliki jalan kembar dua arah. Karena hajat proyek Suramadu harus dikebut sesuai rencana, tentunya fasilitas pendukung juga harus dibenahi secara cepat dan tepat.
Mulai perombakan jalan, ganti rugi pemukiman dan penggusurannya, pembangunan ring jembatan di sungai Kedung Cowek, dan lain-lainnya. Akhirnya malah terlihat seperti mahasiswa kejar tayang untuk mengumpulkan karya Tugas Akhir-nya (TA). Pemerintah pun tidak tanggung-tanggung mengerahkan segenap tenaga untuk memfasilitasi keperluan proyek tersebut. Awalnya, satu per satu pekerjaan dikerjakan dan beres. Satu per satu gusur sini gusur sana, pasang sini pasang sana.
Tidak lama kemudian hancurlah jalan akses utama Kedung Cowek, karena alat berat dan truk-truk yang sudah biasa lewat jalan tersebut. Penurunan struktur jalan dan lubang-lubang sudah tidak asing lagi dijumpai. Bahkan sekarang warga dipaksa untuk lewat jalan yang belum jadi alias belum diaspal-jalan kembar Kedung Cowek yang di seberang sungai.
Alat-alat berat bekerja tidak kenal waktu, tidak peduli masyarakat hilir mudik di jalanan dan macet antrean panjang, debu di mana-mana, jalan lubang-lubang merupakan pemandangan biasa di daerah ini. Tidak kalah menariknya dengan sungai Kedung Cowek yang sengaja diuruk oleh pemerintah untuk membangun salah satu fasilitas jalan. Entah mungkin akan dibangun sebuah jembatan untuk menghubungkan jalan kembar tersebut atau bagaimana, yang jelas sungai sudah tidak menjadi ekosistem sebagaimana mestinya.
Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh mengumpat, meski masih ada juga yang tetap optimistis senang karena berpikir daerah mereka akan menjadi bagus. Bagi saya, apa yang dilakukan pemerintah ini memang merupakan langkah yang baik dalam pembangunan. Namun perhitungan dan pembelajaran untuk me-manage proyek patut dipertanyakan.
Konon kerjasama dengan beberapa instansi swasta maupun perguruan tinggi terkenal merupakan kolaborasi yang handal. Sekali lagi patut dipertanyakan, apakah hanya gara-gara mengejar deadline atau memang tidak berpengalaman menangani proyek besar?
Kita coba keluar dari lingkaran Suramadu dan melihat dari jauh apa yang mereka lakukan untuk mengejar target itu. Apakah layak dari sisi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), pemerintah bisa menyetujui proyek Suramadu itu? Apa tidak sebaiknya area blok A dikerjakan lebih dulu, kemudian baru area blok B dan selanjutnya area blok C dan seterusnya.
Bukannya area blok A, B dan C dikerjakan sekaligus bersamaan. Sebab, sepanjang jalan Kedung Cowek penduduknya tidak sedikit, pemakai jalan juga bukan hanya pemilik industri sekitar sana, atau hanya santri-santri pesantren. Setiap hari jalan ini selalu padat, baik oleh mobil pribadi, angkot, truk, trailer, becak, dan sepeda motor yang jumlahnya ratusan tumplek blek jadi satu.
Tidak ada etika yang mengatur di jalan ini. Coba saja amati perilaku masyarakat sana, memakai jalan seenaknya, ada yang memakan jalan sendirian, ada yang tiba-tiba belok, ada yang bergerombol bersepeda, ada yang kebut-kebutan...pokoknya ruwet. Setiap pulang ke rumah, saya sangat bersyukur bisa selamat tiba di tengah-tengah keluarga kembali karena telah melalui keruwetan jalan Kedung Cowek. Tapi untuk yang ingin bertamasya menuju Suramadu atau pantai Kenjeran, tidak perlu takut dan ragu-ragu. Ada tips-tips spesial untuk melewati jalan Kedung Cowek tersebut dan bisa anda anggap perjalanan wisata menuju Suramadu atau touring bersama keluarga.
Pertama-tama, jangan lupa berdoa agar senantiasa diberikan keselamatan. Kedua, siapkan barang atau perlengakapan anda agar tidak ketinggalan atau kurang, tentunya siapkan mental anggota keluarga anda agar tabah menjalani perjalanan nanti. Ketiga, siapkan dan cek ulang kendaraan anda mulai dari rem hingga bahan bakar. Direkomendasikan untuk menggunakan kendaraan jeep atau jenis off road yang tahan goncangan dan jalan berlubang. Bagi pengendara motor, disarankan pelan-pelan dan sabar (karena sabar sebagian dari iman). Keempat, jangan makan terlalu banyak dan sediakan minyak angin/balsem agar tidak mabuk di perjalanan akibat goncangan jalan. Kelima, siapkan musik atau video yang menghibur agar tidak bosan karena kemacetan pasti terjadi.
Keenam, waspadalah terhadap lubang, jalan sempit, kendaraan yang menyalip, sepeda, dan alat-alat berat proyek yang bisa saja berhadapan dengan kendaraan anda secara tiba-tiba. Terakhir, ucapkan syukur atau Alhamdulillah jika sampai di tempat tujuan. (**)