Friday, October 27, 2006

Sundal Bolong di ”12 th Button”

PERKEMBANGAN dan pertumbuhan seni rupa di Bandung dewasa ini sungguh pesat. Hal itu tidak hanya dibuktikan dengan bermunculannya para perupa baru, tetapi juga ditandai bermunculannya komunitas-komunitas perupa yang memiliki tempat sendiri (galeri) untuk memamerkan karya-karya yang dikreasinya. Salah satu komunitas itu adalah "12th Button".
Komunitas "12th Button" yang dikelola sejumlah anak muda alumni FSRD ITB dan Fikom Unpad itu, Jumat (15/9) malam menggelar pameran seni rupa sekaligus acara launching komunitas tersebut. Pameran aneka karya seni rupa mulai seni lukis, instalasi, fotografi, hingga video art, akan berlangsung hingga 15 Oktober 2006.
Dalam pameran yang digelar komunitas "12th Button" di Jln. Buton No. 5 Bandung itu, perupa Rizki Resa Utama, alumni Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad, memamerkan karyanya berjudul Kolase Konspirasi dengan media kanvas dan olah foto digital menampilkan objek sepasang kaki manusia yang tengah berpijak di atas sehampar tanah, semacam padang rumput. Di dalam sepasang kaki tersebut terdapat sejumlah objek yang mencitrakan sosok manusia dengan ukuran tertentu.
Hal yang tidak pernah kita duga dalam pameran seni rupa karya perupa Banung Grahita -- Erick Pauhrizi, M. Reggie Aquara, Radi Arwinda, Rangga Oka Dimitri, Rizky Reza Utama, Teguh Agus Priyanto, Yusuf Ismail, Duto Hardono, Mufti (Ameng) Priyangka, Muhammad Akbar, dan Prilla Tania -- itu adalah dipakainya water closet (WC) sebagai tempat untuk kegiatan seni rupa. Di tiga dinding WC tersebut ada objek lukisan hantu, sundal bolong, vampir dari Cina, dan Dajal. Sementara, di langit-langit WC tersebut ada objek gambar yang mengesankan kerlip bintang di langit yang jauh. Karya mural (lukisan di dinding tembok) itu, oleh perupa Rangga Oka Dimitri diberi judul Enggandul Garis (140 X 100 X 150 CM).
Ditampilkannya objek-objek hantu serta dipasangnya berbagai simbol penolak hantu mulai dari Jepang, Cina, Jerman, Sunda, India, dan Batak itu, kata Rangga sang kreator, sebagai visualisasi dari mitos yang hingga kini masih dipercayai oleh masyarakat di berbagai negara, khususnya di Indonesia. Konon menurut mitos itu, se-gala hantu buruk yang suka mengganggu manusia itu lebih suka tinggal di tempat-tempat saluran air kotor, salah satunya di WC.
Sesungguhnya karya Rangga itu bukan karya mural semata-mata. Ia bisa disebut sebagai karya seni instalasi karena karya itu, selain menampilkan gambar dengan objek hantu juga menampilkan objek-objek tiga dimensional yang dipasang di muka pintu WC. Objek-objek tersebut adalah penolak bala, seperti cabe merah dan bawang putih, serta sejumlah lempengan mirip logam, dan kertas bertuliskan huruf Cina yang suka dipakai para dukun Cina mengusir vampir. (Soni Farid Maulana/"PR")***
diambil dari Pikiran Rakyat - Minggu, 17 September 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home